BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kulit atau integumen merupakn salah satu organik terbesar dari tubuh dimana kilit membentuk 15% dari berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai regenarasi yang besar, misalnya jika kulit terluka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kapiler dan jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan iakt yang berregenerasi sehingga terbentuk jaringan parut yang pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya
jumlah kapiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlibat melalui epitel.
jumlah kapiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlibat melalui epitel.
2.2 Lapisan Kulit
Lapisan kulit dari lapisan luar kedalam dibagi dua lapisan yaitu Epidermis (kutikula), dermis (korium), dan subkutis dengan susunan sebagai berikut :
1. Lapisan Epidermis
Merupakn lapisan terluar, sebagian besar terdiri dari epitel skuamosa yang bertingkat mengalami keratinisasi yang tidak memiliki pembuluh darah. Sel-sel yang menyusun epidermis secara terus menerus terbentuk dari lapisan germinal dalam epthelium koloumnar. Pigmentasi dari kulit sebagian besar karena melanin ( suatu pigmen yang berwarna hitam, pada lapisan terdalam epidermis), pigmentasi ini sebagian besar dikontrol oleh hormon adrenalin dan pitiutari.
Lapisan Epidermis terdiri dari:
a. Stratum Korneum (lapisan tanduk), yang terdiri dari sel gepeng mati yang tidak berinti, mengandug zat keratin (sel tanduk).
b. Stratum Lasidum, merupakan sel gepeng tanpa inti, yang jelas terlihat pada telapak kaki dan tangan dengan ketebalan empat sampai tujuh lapisan sel.
c. Stratum Granulosum, yang merupakn sel gepeng berkulit kasar dan berinti, sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan permukaan kulit.
d. Stratum Spinosum (stratum akantosum), yaitu lapisan yang tebal dan terdiri dari banyak glikogen. Sel-selnya disebut spinosum karena sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal atau banyak sudut dan mempunyai banyak tanduk (spina) dan disebut akantosum sebab sel-selnya berduri.
e. Stratum Basale (germinatifum), bentuknya silindris dengan inti yang lonjong, didalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna.
2. Lapisan dermis (korium)
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit yang tersusun atas jaringan fibrus dan ikat yang elastik. Di dalam lapisan ini mengandung pembuuh darah, pembuluh limfe dan sarf yang juga lapisannya elastik, fibrosanya padat dan terdapat folikel rambut. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler.
Dremis terdiri dari 2 lapisan:
a. Bagian atas, pars papilare (stratum papilar)
Menonjol ke epidermis, terdiri dari serabut saraf, dan pembuluh darah yang memberi nutrisi pada epidermis di atasnya.
b. Bagian bawah, pars reikulare (stratum retikularis)
Menonjol ke arah subkutan, serabut penunjangnya yaitu serabut kolagen dan serabut elastis. Serabut kolagen tugasnya memberikan kekuatan pada kulit, dan serabut elastis tugasnya memberikan kelenturan pada kulit dan memberi kekuatan pada alt di sekitar kelenjar dan folikel rambut.
3. Subkutis (hypodermis)
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan diantaranya terdapat serabut-serabut jaringan ikat dermis. Lapisn lemak ini disebut penikulus adiposus yng tebalnya tidak sama. Kegunaan dari penikulus adiposus adalah sebagai pegas bila terjadi tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit isolator panas untuk mempertahankan suahu da sebagai tempat penimbunan kalori. Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.
2.3 Pembuluh Darah dan Saraf Kulit
1. Pembuluh Darah
Pembuluh darah kulit terdiri dari 2 anyaman pembuluh darah nadi yaitu:
a. Anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar. Anyaman ini terdapat antara stratum papilaris dan stratum retikularis, dari anyaman ini berjalan arteriol pada tiap-tiap papilla kori.
b. Anyaman pembulih darah nadi kulit bawah atau dalam. Anyaman ini terdapat antara korium dan subkutis, anyaman ini memberikan cebang-cabang pembuluh nadi ke alalt-alat tambahan yang terdapat di korium.
Peredaran darah dalam kulit penting sekali, oleh karena itu diperkirakan 1/5 dari darah yang berdar dari kulit. Disamping itu pembuluh darah pada kulit sangat cepat menyempit atau melebar oleh pengaruh atau rangsangan panas, dingin, tekanan, sakit, nyeri dan emosi. Penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara reflek.
2. Susunan Saraf Kulit
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf-saraf sensorik. Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit. Sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit.
2.4 Pelengkap Kulit
1. Rambut
Rambut ada pada seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar berupa rambut vellus yang kecil dan tidak berwarna atau samar. Rambut tumbuh dari folikel rambut di dalam epidermis, folikel rambut dibatasi oleh sel epidermis dan di atas dasarnya terdapat papil tempat rambut awal tumbuh. Akar berada di dalam folikel pada ujng paling dalam dan bagian sebelah luar disebut batang rambut, pada folikel rambut terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut.
Ada berbagai bentuk rambut antara lain:
- Rambut panjang di kepala, pubis, dan jenngot.
- Rambut pendek di lubang hidung, telinga dan alis.
- Rambut bulu lanugo di seluruh tubuh.
- Rambut seksual di pubis dan aksila.
Bagian rambut ada beberapa yaituakar yang merupakan bagian yang tertanam dalam folikel dan batang yang merupakan bagian yang berada di atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut tersusun dari 3 lapisan yaitu,
- Kutikel, yaitu lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati bersisik.
- Korteks, merupkn lapisan tengah yang berkeratinisasi, yang membentuk bagian utama batang rambut. Batang ini mengndung jumlah pigmen beragam yang menentukan warna rambut.
- Medulla atau aksis sentral, yang tersusun dari 2-3 lapisan sel. Pertumbuhan medulla buruk bahkan seringkali tidak terjadi terutama pada rambut pirang.
2. Kuku
Kuku adalah sel epidermis kulit yang mengalami keratinisasi yang tertanam dalam palung kuku. Bagian proksimal terletak dalam lipatan kulit yang merupakan awal kuku tumbuh, badan kuku bagian yang tidak ditutupi kulit dengan terikat dalam palung kulit dan bagian atas merupakan bagian yang bebas. Bagian kuku tediri dari:
- Ujung kuku atas
- Badan kuku yang merupakn bagian yang besar,
- Akar kuku (radik)
- Matriks kuku adalah daerah sel germinal yang merupakan tempat tumbuhnya akar kuku,
- Bantalan kuku di bawah adalah lapisan epidermis tipis,
- Pulpa jari di bawah bantalan kuku dibentuk oleh jaringan ikat vascular longgar.
3. Kelenjar Kulit
Kelenjar kulit mempunyai lobus yang bergulung-gulung dengan saluran keluar lurus untuk mengeluarkan berbagai zat dari tubuh (kelenjar keringat). Ada 2 kelenjar yang terdapat pada kulit yaitu:
a. Kelenjar Sebasea
Kelenjar tulang menghasilkan kelenjar sebasea, kelenjar ini terdapat dari: badan kelenjar, saluran kelenjar, dan muara kelenjar.
Kelenjar sebasea berasal dari rambut yang bermuara pada saluran folikel rambut untuk melumasi rambut dan kulit yang berdekatan. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada kepala dan muka sekitar hidung, mulut dan telinga. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum, yaitu campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan sel yang befungsi sebagai emoliens atau pelembut kulit. Zat ini juga memiliki aktifitas bakterisida. Kelenjar sebasea dapat terinfeksi sehingga menyebabkan furunkel (bisul).
b. Kelenjr Keringat
Kelenjar keringat adalah tube tunggal yang bergulung dan terletak pada jaringan subkutan yang menghasilkan kelenjar sudorivera. Sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pngendalian saraf simpatis. Keringat berisi air dan sedikit garam, melalui difusi secara sederhana ± 500 cc/hari. Kelenjar keringat merupakan alat utama untuk mengendalikan suhu tubuh, berkurang pada waktu iklim dingin dan meningkat pada suhu panas.
2.4 Fungsi Kulit
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga yang berfngsi sebagai berikut:
1. Sebagai Pelindung
Kulit relatif tak tembus air, dalam arti bahwa ia menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan juga menghindarkan masuknya air, sehingga tidak terjadi penarikan dan kehilangan cairan. Kulit juga melindungi struktur internal dari tubuh terhadap trauma dan terhadap invasi oleh mikroorganisme yang membahayakan. Sebagian besar organisme mengalami kesullitan untuk berpenetrasi pada kulit yang utuh tetapi dapat masuk melalui kulit yang terpotong atau mengalami abrasi (lecet). Selain itu kulit pula mengandung pigmen melanin yang melindungi terhadap sinar ultraviolet matahari.
2. Sebagai Indera Peraba
Merasakan sentuhan, rasa nyeri, perubahan suhu dan tekanan klit dari jaringan subkutan, dan ditransmigrasikan melalui saraf sensoris ke medula spinalis dan otak, juga rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang (panas, nyeri, dingin, dan lain-lain). Rasa sakit disebabkan karena tekanan yang dalam dan rasa yang berat dari suatu benda, misalya mengenai otot dan tulang atau sendi.
3. Sebagai Organ Pengatur panas
Suhu tubuh seseorang adalah tetap, meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal itu dipertahankan karena penyesuaian antara panas yang hilang dan panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat ini segera menyadari apabila ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah yang mengalir melalui medulla oblongata. Suhu normal (sebelah dalam) tubuh, yaitu suhu visera dan otak adalah 36º sampai 37,5º. Suhu kulit lebih rendah.
Persarafan vaso-motorik mengendalikan arteriol kutan dengan dua cara, yaitu vaso-dilatasi dan vaso-konstriksi. Pada vaso-dilatasi arteriol melebar, kulit menjadi lebih panas, kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh. Pada vaso-konstriksi pembuluh darah dalam kulit mengkerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan.
Panas dapat dilepaskan oleh kulit dengan bebagai cara yaitu:
- Dengan penguapan, jumlah keringat yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah kulit.
- Dengan pemancaran, yaitu melepaskan panas pada udara sekitarnya.
- Dengan konduksi, yaitu panas dialihkan ke benda yang disentuh seperti pakaian.
- Dengan konveksi (pengaliran), yaitu mengalirkan udara yang panas, menyebabkan pengurangan panas pada tubuh sehingga tubuh menjadi lebih dingin.
4. Sebagai Tempat Penyimpanan
Kulit berfungsi sebagai alat penampung air dan lemak yang dapat melepaskannya bilamana diperlukan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adipose di bawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.
5. Sebagai Alat Absorpsi
Kulit dapat mengabsorpsi sinar Ultraviolet yang bereaksi prekusor vitamin D yng penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tulang. Selain itu kulit juga mengabsorpsiobat-obatan tertentu yang digunakan sebagai salep.
6. Sebagai Ekskresi
Zat berlemak, air dan ion-ion seperti NA diekskresi melalui kulit, karena pada kulit terdapat kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang treletak di lapisan dermis yang mengeluarkan 5-10% dari seluruh sisa metabolisme.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tubuh manusia terdiri dari triliunan sel yang membentuk jaringan kemudian bersatu menjadi suatu organ dan gabungan dari setiap organ menjadi sistem organ dan terbentuklah suatu organisme termasuk manusia. Dari bagian-bagian setiap sistem itu memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Sistem integumen merupkan susunan organ tubuh mnusia terluar yang berfungsi sebagai perlindungan utama dari benda asing atau sinar ultraviolet. Kulit memiliki 2 jenis kelenjar keringat; kelenjar keringat apokrin dan merokrin. Kedua jenis kelenjar ini tersusun atas sel mioepitel (dari bahasa latin; myo “otot”), sel epitel khusus yang terletak antara sel kelenjar dan lamina basalis di bawahnya. Kontraksi mioepitel memeras kelenjar dan melepaskan sekret yang menumpuk. Aktivitas sekretorik sel kelenjar dan kontraksi sel mioepitel dikendalikan oleh sisitem saraf otonom dan hormon yng bredar dalam tubuh. Di samping itu serumen, ysng memproduksi kotoran telinga, dan kelenjar susu, sering dianggap sebagai modifikasi kelenjar keringat. Selain menjadi sumber tenaga pda kehidupan, glukosa juga berupaya menjadi sumber tenaga pada mesin. Satu kajian telah dilakukan untuk menukarkan pada bahan bakar hydrogen fuel cell. Walaupun masih dalam kajian, telah terbukti glukosa mampu menghasilkan sumber tenaga pada mesin juga. Glukosa juga memainkan peranan yang sangat penting dan penggunaannya sangat luas.
3.2 Saran
Dalam makalah ini diharapakn para pembaca memahami fungsi dan pentingnya kulit. Maka dari itu, penyusun menyarankan agar menjaga kulit mengingat peranan penting yang diperankan oleh kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, 2007., Anatomi dan Fisiologi, Surabaya: Graha Ilmu
Pearce, Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
ok...
BalasHapus